Ringkasan: Bahan Bakar Biji Bintaro

Artikel: Intisari Extra
Kontributor Intisari, Penulis: Ari F. Lukmawan
Wawancara dengan: Prof. Dr. Budi Indra Setiawan, Peneliti IPB.
Sebagian orang menyebut pohon ini mangga laut karena memang kebanyakan tumbuh di sepanjang garis pantai. Pohon ini juga banyak terdapat di jakarta yang di tanam di pinggir jalan raya terutama jalan tol.
Warna buahnya hijau, persis seperti hijau mangga. Bila sudah matang, buah tersebut akan berubah warna menjadi kecoklatan cenderung hitam. Jika sudah terlalu tua, buah bintaro yang bentuknya bulat agak lonjong otomatis akan jatuh sendiri dari dahan pohon.
Daging buah bintaro berserabut dan bergetah. Saat masih muda, buah bintaro tidak berbiji. Ketika sudah menua bijinya bermunculan dengan warna putih yang ditutupi kulit yang keras berwarna cokelat gelap. Setiap pohon akan menghasilkan 200 – 300 buah selama setahun, tanpa mengenal musim.
Manfaat dari biji bintaro selain bisa menggantikan solar di genset, minyak bintaro bisa juga menggantikan fungsi minyak tanah di kompor. Namun kompor yang digunakan harus kompor hasil modifikasi dari kompor yang biasa digunakan oleh tukang gorengan.
Budi membawa buah yang dikiranya nyamplung pada awalnya ke rumahnya di Bogor, Jawa Barat. dan setelah melalui berbagai proses, akhirnya beliau lantas membentuk tim peneliti bintaro beranggotakan Ika Amalia (ahli kimia), Aris Purwanto (ahli pengolahan), Desrial (ahli aplikasi diesel genset) dan Kudrat Sunandar (ahli pemanfaatan minyak).
Buah bitaro terdiri atas 8% biji dan 92% daging buah. Bijinya terdiri atas 14% cangkang dan 86% daging biji. Biji bintaro mengandung minyak antara 35 – 50%, semakin kering biji bintaro, semakin banyak kandungan minyaknya.
Selain menghasilkan minyak kasar, pengolahan biji bintaro juga menyisakan ampas, dan ampas ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar tungku dalam bentuk brikdt. Briket bintaro ini cukup mudah disulut api dan bisa menyala di dalam tungku selama beberapa jam.


Foto 1. Hasil uji coba minyak bintaro pada kompor konvensional modifikasi
Minyak kasar ini dapat dirubah menjadi minyak murni dengan proses trans-esterifikasi sehingga dapat dihasilkan biodiesel yang bisa digunakan sebagai pengganti solar. Dalam bentuk biodiesel ini, minyak bintaro bisa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
Namun sejauh ini tim peneliti IPB belum meneliti sampai tingkatan biodiesel kendaraan bermotor. Minyak bintaro baru dimanfaatkan untuk menjalankan genset. “Genset yang digunakan sudah dimodifikasi terlebih dahulu” ujar Aris Purwanto.
Sebetulnya minyak bintaro bisa langsung digunakan tanpa harus menggunakan solar sebagai pemancing. Meski demikian Budi mengakui ada beberapa suku cadang genset yang harus diganti agar sesuai dengan karakteristik minyak bitnaro. “Bila nanti kita mampu memodifikasi injektor agar sesuai denga minyak bintaro, ktai tidak perlu lagi menggunakan solar”, tutur Budi.

Leave a comment